Angkot I
“Dari mana, Om?”
Kalau setiap kata adalah keleluasaan hati
Untuk bertanya pada apa yang ada
Tak akan membatasi
Tak akan terbatasi
Oleh kesenjangan
Angkot II
“Mau kemana, Kak?”
Untuk beratanya pada siapa
Untuk menyapa pada siapa
Semua begitu mudah
Terasa ringan melontarkan
Angkot III
“Turun mana, Dik?”
Tak ada salahnya menghargai
Itu karena sama dalam bingkai hidup
Menyapa tanpa kelu
Angkot IV
“Dari mana, Mbak?”
Tak mungkin bagiku
Yang ada dalam hati
Berkecamuk
Tak kuasa lontarkan
Tak kuasa ucapkan desah hati
“Dari mana, Om?”
Kalau setiap kata adalah keleluasaan hati
Untuk bertanya pada apa yang ada
Tak akan membatasi
Tak akan terbatasi
Oleh kesenjangan
Angkot II
“Mau kemana, Kak?”
Untuk beratanya pada siapa
Untuk menyapa pada siapa
Semua begitu mudah
Terasa ringan melontarkan
Angkot III
“Turun mana, Dik?”
Tak ada salahnya menghargai
Itu karena sama dalam bingkai hidup
Menyapa tanpa kelu
Angkot IV
“Dari mana, Mbak?”
Tak mungkin bagiku
Yang ada dalam hati
Berkecamuk
Tak kuasa lontarkan
Tak kuasa ucapkan desah hati
2 komentar:
angkot 5
mau kemana neng..
kuburan ujung he..he....
ketika itu kakiku tak bisa berbicara
dan mulut lari dengan cepat..
Ikut Baca Puisi
Posting Komentar